Mulyani, Seniman Musik Bundengan dan Topeng Lengger dari Wonosobo, Akan Menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia
WONOSOBO - Kabupaten Wonosobo kembali menorehkan prestasi dalam bidang seni dan budaya. Salah satu seniman ternama Wonosobo, Ibu Mulyani, yang bergerak dalam seni musik bundengan dan topeng lengger, mendapat kehormatan besar.
Pada kesempatan istimewa ini, Mulyani didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Agus Wibowo, berpamitan kepada Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, dalam rangka menghadiri acara penganugerahan Anugerah Kebudayaan Indonesia.
Penganugerahan bergengsi ini diberikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia sebagai penghargaan atas kontribusi dan dedikasi Mulyani dalam melestarikan seni tradisional Wonosobo, terutama bundengan dan topeng lengger.
Ia akan menerima penghargaan dalam kategori Pelopor dan/atau Pembaharu, yang menunjukkan perannya yang luar biasa dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan daerah yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Wonosobo.
Acara penganugerahan akan diselenggarakan pada tanggal 17 September 2024 di The Tribrata Hotel & Convention Center, Jakarta. Kegiatan ini diharapkan semakin mengangkat nama Wonosobo di kancah nasional dan internasional serta memberikan inspirasi bagi seniman dan pelestari budaya lainnya.
Bupati Afif Nurhidayat memberikan dukungannya dan berharap Mulyani terus berperan aktif dalam mengembangkan kebudayaan lokal, sekaligus mengucapkan selamat atas prestasi yang luar biasa ini.
"Keberhasilan ini adalah bukti nyata bahwa Wonosobo memiliki kekayaan budaya yang patut diapresiasi dan terus dijaga keberlanjutannya," ujar Bupati.
Penerimaan Anugerah Kebudayaan ini juga merupakan pengakuan atas dedikasi Mulyani yang tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga memberikan inovasi baru dalam seni bundengan dan topeng lengger, sehingga dapat terus relevan dengan perkembangan zaman.
Masyarakat Wonosobo menantikan kebanggaan ini dengan harapan bahwa prestasi Mulyani akan semakin memperkuat identitas budaya Wonosobo di panggung kebudayaan nasional.
Mulyani, Seniman Gigih yang Mengharumkan Nama Wonosobo di Kancah Internasional
Bu Mulyani dikenal sebagai salah satu pegiat seni yang gigih dan konsisten di Kabupaten Wonosobo sejak tahun 1992. Perjalanan seni Mulyani dimulai dengan mendirikan Sanggar Tari Ngesti Laras Wonosobo, sebuah sanggar yang hingga kini menjadi wadah pengembangan bakat seni tari tradisional.
Selain itu, Mulyani juga aktif bekerja sebagai guru Seni Budaya di SMP N 2 Selomerto, Wonosobo, di mana ia terus membagikan pengetahuan dan kecintaannya pada seni kepada generasi muda.
Dalam perjalanannya yang panjang di dunia seni, Mulyani berhasil terpilih sebagai salah satu dari 23 peserta penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024.
Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek RI sebagai bentuk pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa dalam memajukan dan melestarikan seni budaya Indonesia, khususnya alat musik bundengan dan topeng lengger.
Tidak hanya berkiprah di tingkat nasional, Bu Mulyani juga telah memperkenalkan Bundengan dan Topeng Lengger hingga ke kancah internasional. Pada tahun 2018, ia tampil di Melbourne University, memperkenalkan kekayaan budaya Wonosobo kepada dunia. Pada tahun 2023, ia kembali mengharumkan nama Indonesia dengan mempersembahkan seni tradisional tersebut di Berlin, Jerman.
Tak hanya itu, ia juga pernah menampilkan Tari Topeng Lengger di Thailand pada tahun 2022 dalam acara Perform Art, menjadi satu-satunya seniman dari Wonosobo yang mewakili Indonesia di tingkat internasional.
Atas dedikasinya, Mulyani juga mendapatkan penghargaan Ikon Pancasila Tahun 2020 dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), sebuah prestasi yang mengukuhkan pengaruhnya dalam pelestarian nilai-nilai budaya Indonesia.
Selain menggeluti dunia seni pertunjukan, Mulyani juga terlibat dalam pembuatan film EMPU, sebuah karya tari yang mengeksplorasi kisah perempuan Jawa di Indonesia.
Dalam film ini, Mulyani berperan sebagai tokoh utama yang melalui gerakan tari menyampaikan pesan bahwa perempuan harus kuat dan bermartabat. Film yang disutradarai oleh Muhamad Alfi Majid ini bahkan masuk ke dalam 22 nominasi film terbaik mewakili Asia Tenggara dalam Pool - Movement Art Film Festival Berlin, Jerman pada 11-13 September 2023.
Prestasi dan konsistensi Mulyani dalam memperkenalkan budaya Wonosobo hingga mancanegara membuktikan bahwa seni tradisional memiliki potensi besar untuk diapresiasi secara global. Penghargaan Anugerah Kebudayaan Indonesia yang akan diterimanya pada 17 September 2024 di The Tribrata Hotel & Convention Center, Jakarta adalah pencapaian yang sangat layak, yang tidak hanya mengharumkan nama dirinya, tetapi juga Kabupaten Wonosobo di kancah nasional dan internasional.***