Disporaparbud Purwakarta Belajar Pengelolaan Pariwisata ke Wonosobo
WONOSOBO – Dalam upaya memperkuat tata kelola pariwisata, Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, melakukan kunjungan studi referensi ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Jumat 29 November 2024.
Kunjungan ini dipimpin oleh Sekretaris Disporaparbud Purwakarta, Yogi Kus Suprayogi, dan diterima langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Agus Wibowo, S.Sos. Turut mendampingi dalam penyambutan tersebut Kabid Pemasaran, Sri Fatonah W. Ismangil, serta Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Pertama.
Studi referensi ini difokuskan pada tiga hal utama, yakni:
1. Manajemen Pengelolaan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari Sektor Pariwisata – membahas upaya optimalisasi penerimaan daerah melalui retribusi wisata.
2. Manajemen Event Pariwisata – strategi pelaksanaan kegiatan pariwisata untuk mendongkrak kunjungan wisatawan.
3. Strategi Pemasaran Destinasi Wisata – khususnya terkait branding, promosi digital, dan kolaborasi antar pelaku wisata.
Dalam diskusi hangat tersebut, Yogi Kus Suprayogi menyampaikan kekagumannya terhadap pengelolaan pariwisata di Wonosobo, yang telah berhasil menjadikan Dieng dan Bukit Sikunir sebagai destinasi unggulan berskala nasional.
“Kami berharap, wawasan yang kami dapatkan di sini dapat kami adaptasi untuk mendorong sektor pariwisata di Purwakarta menjadi lebih inovatif dan kompetitif,” ujar Yogi.
Kepala Disparbud Wonosobo, Agus Wibowo, menyambut baik kunjungan tersebut. Ia menyampaikan pentingnya saling belajar antar daerah untuk memajukan sektor pariwisata secara kolektif.
“Kolaborasi seperti ini adalah langkah strategis untuk berbagi praktik terbaik dalam pengelolaan destinasi wisata. Kami percaya, pengalaman dari Wonosobo dapat memberikan inspirasi bagi Purwakarta, begitu pula sebaliknya,” ungkap Agus.
Kunjungan studi ini diharapkan tidak hanya menjadi sarana pembelajaran, tetapi juga menjadi awal dari sinergi antar kedua daerah dalam memajukan pariwisata berbasis kearifan lokal.
Dengan fokus pada inovasi, kolaborasi, dan pemberdayaan masyarakat, keduanya optimis dapat meningkatkan daya saing sektor pariwisata masing-masing.
Kegiatan seperti ini mempertegas pentingnya konektivitas antar daerah dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi yang luas, serta menjaga kelestarian budaya dan lingkungan.***